Frans Zeno, S. STP (Kepala DKP Prov Kalbar) saat panen udang tiger di Tanjung Pal, Desa Natai Kueni, Kecamatan Kendawangan, Selasa 30 April 2024 |
Anomali cuaca pancaroba di penghujung April 2024 terasa menantang. Betapa tidak, walaupun sinar matahari terbungkus awan, namun suasana gerah dan terik begitu terasa. Namun kondisi itu tak menyurutkan langkah kami untuk bergerak dari Ketapang ke Kendawangan. Menggunakan dua kendaraan kami beranjak dari kawasan DI. Panjaitan sekitar pukul 06:00 WIB.
Jarak yang biasanya ditempuh kurang lebih 2 jam ini harus sedikit molor, mengingat beberapa titik jalan khususnya di Sungai Nanjung Pesaguan masih belum terlalu baik, ditambah antrian kendaraan di pagi hari yang mana banyak pekerja yang menuju tempat kerjanya di wilayah Sungai Tengar, jadilah kami tiba di pasar Kendawangan pukul 09:00 pagi.
“Sinilah dulu kita ber-omong”, ujar sala seorang pria paruh baya yang kami temui. Sejatinya ia yang mengantar kami dengan dua buah speed boat ke Kuala Jelai, Kabupaten Sukamara. Namun dengan alasan hari yang sudah agak siang, mengurungkan ia untuk mengantar kami. “Jam segini ombak tinggi, kapal speed kecil, nggak berani”, ungkapnya yang disambut protes dari kami.
Tanpa memperpanjang diskusi, kami beralih moda transportasi yang harusnya speed boat ke dua buah mobil yang akan menghantar kami hingga dusun Pembedilan dan disambung dengan speed boat ke Kuala Jelai.
Foto : Tim berpose bersama dengan latar belakang tambak yang akan di panen |
Rombongan kami hari itu berasal dari tiga elemen yakni tim Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kalimantan Barat yang dipimpin Kadisnya langsung yakni Frans Zeno, S. STP, kemudaian Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten ketapang yang juga dihadiri kadisnya yakni Ir. Adi Mulia, M. Hut serta tim dari CU. Pancur Solidaritas (CUPS). Tujuan kami adalah mengikuti giat panen bersama bandeng udang serta dialog bersama Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) dampingan CUPS di dusun Tanjung Pal, Desa Natai Kueni, Kecamatan Kendawangan.
Mulailah perjalanan panjang kami yang penuh tantangan di mulai. Betapa tidak dari yang harusnya menggunakan speed boat hanya sekitar 4 jam perjalanan harus menjadi kurang lebih 12 jam perjalanan. Dari sempat mogok dan terpetak, tibalah kami di Kuala Jelai pukul 21:30, dimana timnas Indonesia U-23 sedang tanding melawan Uzbekistan memasuki menit ke 32.
Jadwal kami hari itu memang menyesuaikan dengan Pokdakan Perkumpulan Bandeng Udang Natai Kueni (PBUNK) yang akan melakukan panen bersama. “Kita mesti berangkat pagi, supaya aktivitas panen bandeng selesai jam 10:00 pagi dan dapat langsung dibawa ke penampung, kalo molor bahaya, bisa nggak laku”, ujar Bayu Sukmo yang juga ketua PBUNK.
Foto : Menggunakan Speed Boat menuju tambak Dusun Tanjung Pal
Keesokan harinya
setelah sarapan pagi, kami kembali menuju dermaga untuk menyebrang ke Dusun
Tanjung Pal, puncak destinasi kami hari itu. Cuaca cukup cerah, setelah bersiap
kami pun menyebrang menggunakan speed boat dan kapal klotok.
Foto : Ibu-ibu anggota PBUNK mengalungkan syal ke Kepala DKP Provinsi Kalbar, Bapak Frans Zeno, S. STP |
Ibu-ibu, istri dari anggota PBUNK pun sigap menyambut tamu yang datang dari parit kanal belakang pondok di tambak yang akan dipanen. “Selamat datang pak di dusun Tanjung Pal”, ujar ibu berhijab sembari mengalungkan syal bermotif Dayak yang dibalas dengan anggukan ramah Kepala DKP Provinsi Kalimantan Barat.
“Wah banyak sekali burung bangau di sekitar tambak ya”, buka Frans Zeno sembari menunjuk hamparan tambak yang telah dikeringkan dan dipenuhi bermacam burung pemangsa ikan dan hewan kecil yang ada di sekitar tambak.
Di bawah baliho kegiatan terlihat para anggota petani tambak sedang bersiap untuk turun panen. “Ayo kita foto dulu, sebelum panen”, sapa TMS. Hery Sukardi yang juga Ketua Pengurus CUPS. Jadilah sesi foto diselingi canda tawa memecah ke-sungkanan diantara mereka yang baru berjumpa saat itu juga.
“Boleh kita mulai ya pak, takut kesiangan”, tanya Slamet Abdulah anggota PBUNK minta persetujuan. Aktivitas panen pun dimulai, belasa orang terlihat menceburkan dirinya ke sisi tambak sambil bergerak maju menggiring ikan yang ada di parit yang masih terisi air. Sontak kumpulan bandeng meloncat-loncat ke arah ujung parit yang telah dibatasi dengan jaring.
Foto : Aktivitas menggiring ikan bandeng menuju pusat lokasi panen |
“Awas betulkan jaringnya”, ujar salah satu anggota PBUNK menunjuk ujung jaring yang mengendor diterjang kumpulan bandeng dan disambut dengan langkah cekatan anggota lain menjaga jaring tetap pada posisinya. Cipratan air bercampur lumpur pun melentik ke daratan. “Awas pak, biar bandengnya lemas dulu, nanti kecipratan lumpur, sebentar lagi lemas bandengnya karena insangnya terisi lumpur”, jelas pak Slamet kepada kami.
Benar saja sekitar sepuluh menit kemudian loncatan bandeng mulai mereda, dan mulai lemas. “Ayo bisa di panen sekarang”, seru anggota PBUNK yang lain.
Rombongan dari
Dinas Provinsi-Kabupaten dan CUPS pun langsung melakukan panen secara simbolis
dengan cara menjaring lewat “sauk” yang telah disiapkan. “Wah berat juga ini”,
ujar Erviyanto salah satu tim dari Dinas Provinsi.
Foto : Bandeng yang meloncat-loncat
Foto : GM CUPS, Ridwan, SE., ME saat panen bandeng
Disisi lain
terlihat anggota PBUNK menaikkan ikan dengan menggunakan keranjang yang
disiapkan. Setelah ditimbang, ikan pun dimasukkan ke speedboat yang telah
dilapisi terpal. Sangat cepat prosesnya, sebentar penuh speedboat pun bertolak
ke Kuala Jelai. Kemudian berganti dengan speedboat yang lain, begitu
seterusnya. Terlihat beberapa jenis ikan yang memiliki nilai ekonomis pun
terlihat bercampur dengan bandeng, diantaranya ikan kakap putih.
Foto : Udang Tiger hasil budidaya tambak
Foto : Bayu Sukmo Ketua PBUNK saat memberi sambutan
Tak berapa lama
tepatnya pukul 09:30 pagi, panen bandeng pun selesai. Kegiatan istirahat
dilanjutkan dengan dialog bersama. Bayu Sukmo yang juga ketua dari PBUNK pun
menyampaikan sambutannya. “Terima kasih bapak-ibu, dari Dinas Provinsi, Kabupaten,
Kecamatan, Desa dan CUPS, hari ini sebuah kehormatan bagi kami dikunjungi oleh
Kepala Dinasnya langsung, sesuatu yang baru terjadi kali ini, pada kesempatan
ini kami berharap ada dukungan buat kami terutama untuk merawat dan membuat
tanggul tambak menjadi lebih kokoh, selama ini masih manual pengerjaannya,
semoga ada bantuan untuk mekanisasi pembuatan tanggul”, ujar pria yang juga Kepala
Dusun Tanjung Pal ini.
Foto : Ketua Pengurus CUPS, TMS. Hery Sukardi, A. Md |
“CUPS mengimlementasikan salah satu visi-misinya dengan kinerja sosial lewat salah satunya pendampingan petani tambak di sini di bawah divisi Social Performance Management (SPM), dengan pinjaman permodalan mereka dapat mengusahakan tambaknya, tinggal bagaimana kita dapat juga men-support lewat perawatan infrastruktur serta pemasaran, ini memerlukan kepedulian kita bersama agar eksistensi tambak di beranda provinsi Kalbar yang berbatasan dengan Kalteng ini tetap terjaga dan produktif”, tambah TMS. Hery Sukardi, A. Md yang juga Ketua Pengurus CUPS.
Foto : Sahrudin Arahap, Kades Natai Kueni
Sahrudin Arahap
yang juga Kepala Desa Natai Kueni mendukung dengan apa yang telah diusulkan
PBUNK. “Saya mendukung sepenuhnya, dengan apa yang mereka usulkan, karena jika
tanggul jebol, maka budidaya itu pasti gagal, dan berharap ada program bantuan
dari pemerintah untuk mengatasi hal tersebut”, ujar Sahrani.
Foto : Drs. Adi Kesuma, Camat Kecamatan Kendawangan |
Sementara itu Camat Kecamatan Kendawangan mengajak peran serta BUMDES untuk membantu dalam hal pemasaran hasil tambak. “Jadi saya berharap BUMDES dapat ambil peran, mengambil hasil panen Pokdakan, kemudian berkolaborasi dengan BUMDES desa sekitar untuk membantu memasarkan ke perusahaan, saya yakin jika itu dilakukan maka produksi Pokdakan akan terserap”, ungkap Drs. Adi Kesuma, Camat Kendawangan.
Foto : Ir. Adi Mulia, M. Hut Kepala DKPP Kab Ketapang
Foto : Frans Zeno, S. STP, Kepala DKP Provinsi Kalimantan Barat |
“Saya mengapresiasi kegigihan para Pokdakan khususnya Mas Bayu dan kawan-kawan, di tengah tantangan dan keterbatasan, mereka masih eksis menekuni budidaya bandeng ini, memang penuh tantangan untuk dapat sampai ke sini, karena wilayah ini merupakan ujung selatan dari provinsi Kalimantan barat, dan hari ini kita bersama tim hadir untuk mendengarkan dan menggali serta mengupayakan solusi di masa mendatang, saya berharap bapak ibu tetap semangat dan bersyukur kelompok ini sudah berproses secara kelembagaan dengan telah keluarnya Nomor Induk Berusaha (NIB), dan ini tidak berhenti di sini saja dan perlu disiapkan SDM-nya agar berkelanjutan, terima kasih kepada CUPS yang sudah mendamping, memberdayakan dan memfasilitasi permodalan pada anggota PBUNK ini, memang butuh komunikasi, sinergi dan kolaborasi untuk terus menjaga eksistensi tambak yang merupakan beranda provinsi Kalbar yang berbatasan dengan Kalteng ini”, ungkap Frans Zeno dalam sambutannya.
Khairul, Sekdes Natai Kueni saat mengajukan pertanyaan di sesi dialog |
Pada sesi dialog, Khairul yang juga Sekdes Natai Kueni, berharap ada dukungan bagi petani tambak dari pemerintah. “Kami perlu bimbingan dan bantuan bagaimana cara mengajukan usulan untuk mendukung Pokdakan ini, kita berharap tambak Tanjung Pal ini dapat menjadi icon desa Natai Kueni”, ujarnya.
Foto : Iwan Kurniawan, S. Pi., M. Sos Kabid Budidaya di DKPP Kab Ketapang
Foto : Erviyanto, S. Pi Kabid Budidaya DKP Prov Kalbar |
Sementara itu Erviyanto, S. Pi yang juga Kabid Budidaya DKP Provinsi mengajak anggota Pokdakan mulai mempersiapkan apa yang menjadi usulan kelompok. “Kita mesti mempersiapkan usulan mengenai apa yang kita butuhkan, mulai dari bawah lewat musrembang tingkat desa, kecamatan dan kabupaten, nanti kita juga akan dampingi serta komunikasi dengan kelompok, kami akan titip format identifikasi dan verifikasi penerimaan bantuan penyediaan sarana budidaya dan kelengkapannya, jadi ini butuh sinergi bersama”, ungkap Erviyanto.
Di bagian akhir proses dialog General Manager CUPS, Ridwan, SE.,ME mengungkapkan apresiasi atas giat bersama ini. “Ini menjadi momen bersejarah bagi proses pemberdayaan yang dilakukan di komunitas Pokdakan di Natai Kueni, terima kasih Kepala DKP Provinsi bersama tim, Kepala DKPP Kabupaten beserta tim, Kecamatan, Desa, BPD dan jajaran Pengurus-manajemen CUPS serta Mas Bayu beserta anggota PBUNK lainnya, mari kita saling bekerja sama, bersinergi dan berkolaborasi untuk meningkatkan produktivitas dari apa yang diusahakan teman-teman ini, dan kami dari CUPS memiliki komitmen untuk pendampingan yang berkelanjutan”, pungkas Ridwan, SE.
Foto : Cinderamata kenangan dari CUPS |
Giat siang itu berlanjut dengan penyerahan cinderamata berupa Foto Pop Art dan kaos CU yang bertajuk keberagaman dalam pemberdayaan. Tak lama berselang, ibu-ibu pun menghidangkan santap siang bersama berupa kepiting, udang, ikan kakap dan bandeng goreng. Seluruh peserta pun larut dalam kebersamaan dalam santap siang bersama ini.
Foto : Sinergi dan Kolaborasi mendukung PBUNK |
Kepakan burung bangau menghiasi pemandangan siang itu, diantara cahaya keperakan dari ikan bandeng yang belum terpungut, sementara itu disisi yang agak dalam terlihat udang tiger yang sesekali muncul di permukaan. Pandangan kami sesekali terganggu dengan lewatnya petani tambak yang memikul hasil panen udang menyusul ikan bandeng yang telah terangkut oleh speed boat itu. Ada 2,5 ton bandeng yang terpanen hari itu, sementara hanya 500 kg udang tiger yang dipanen menyesuaikan permintaan pasar, sementara sisanya akan dipanen beberapa hari ke depan. Tampak senyum sumringah para anggota Pokdakan hari itu dengan aktivitas panen yang dilakukan, apalagi ada motivasi dan harapan dari para pemangku kepentingan yang siap bersinergi dan berkolaborasi untuk mendukung keberadaan tambak di ujung Selatan wilayah Kalimantan Barat ini. (VD. Irwin)
0 Komentar