Yohanes Rumpak, S. Pd., MM Anggota DPRD Prov Kalbar |
“Fase The Normal adalah wacana solusi yang disiapkan pemerintah untuk menggerakkan kembali ekonomi, namun tentu dengan menerapkan kebiasaan baru yakni sering cuci tangan pakai sabun, jaga jarak dan mengenakan masker”, ungkap Yohanes Rumpak, S. Pd. MM yang juga Anggota DPRD Provinsi Kalbar saat berbincang dengan JWKS, Jumat Malam 12 Juni 2020 yang lalu di Ketapang.
Ia mengungkapkan bahwa bagaimanapun hidup harus kembali berjalan, termasuk ekonomi dan kegiatan lainnya. Tapi catatannya tetap bahwa pelaksanaan kegiatan yang banyak mengundang keramaian memang untuk sementara harus tetap dipatasi sembari menerapkan protokol kesehatan secara disiplin.
Di Ketapang sendiri data pasien positif Covid 19 hingga 15 Juni 2020 yang lalu sebanyak 32 orang. Tentu hal ini perlu diwaspadai bersama apalagi santer wacana the new normal akan dilaksanakan.
Yohanes Rumpak kembali menekankan bahwa 14 Pemerintah Daerah Kabupaten dan kota di Kalbar harus betul-betul menyiapkan sosialisasi yang benar bagaimana hal-hal yang harus menjadi perhatian dan harus dilaksanakan oleh tiap warga untuk menghadapi fase the now normal ini.
“Pemda masing-masing seharusnya sudah menyiapkan sosialisasi kepada masyarakat, jangan sampai memang new normal ini berjalan begitu saja, masyarakat belum siap. Harus ada sosialisasi tentang penerapan protokol kesehatan dan apa saja yang harus disiapkan oleh dunia usaha”, ujar legislator PDIP dengan suara terbanyak di Dapil 7 meliputi Sintang, Melawi dan Kapuas Hulu ini.
Sepakat dengan apa yang diungkapkan oleh Yohanes Rumpak, dokter Margaretha Indah juga menekankan bahwa dunia usaha harus menyiapkan diri menghadapi fase new normal ini.
“Yang harus disiapkan itu pasukan kita di internal dulu, bekali mereka dengan pengetahuan dan ketrampilan mengenai cara meghadapi dan menjalankan usaha di fase new normal ini, kemudian bagaimana kita juga menyiapkan tempat cuci tangan, mengharuskan konsumen atau pengunjung selalu memakai masker, lalu bagaimana penerapan manajemen resiko, ini beberapa hal penting yang harus disiapkan oleh pelaku usaha”, ungkap perempuan yang juga Direktur RS. Fatima ini.
Sementara itu Yohanes Rumpak yang juga seorang penggiat Credit Union mengungkapkan bagi lembaga pemberdayaan seperti CU mesti menyiapkan diri dan menerapkan protokol kesehatan yang baku.
“Masuk ke kantor CU, anggota mesti cuci tangan dulu, di-thermo gun, jaga jarak di tempat pelayanan, petugas mesti siap dengan APD, perbanyak transaksi menggunakan IT atau cash less, ini beberapa hal yang dapat kita lakukan di CU kita masing-masing”, tegasnya kembali.
Kita semua berharap memang angka penularan Covid 19 dapat segera ditekan dengan kontribusi tiap orang patuh menjalankan protokol kesehatan. Karena memang salah satu rekomendasi dari WHO sebuah negara atau wilayah dapat melaksanakan fase the new normal yakni terjadi penurunan, ataupun curva yang datar/flat dari pasien yang terinfeksi Covid-19. Pelaksanaan new normal sendiri adalah bagian usaha pemerintah kembali membangkitkan ekonomi.
Semoga saja hal ini dapat menjadi perhatian dan gerakan serta kesadaran kita bersama agar rantai penyebaran Covid 19 dapat kita putus, semoga. (Ag-JWKS)
Ia mengungkapkan bahwa bagaimanapun hidup harus kembali berjalan, termasuk ekonomi dan kegiatan lainnya. Tapi catatannya tetap bahwa pelaksanaan kegiatan yang banyak mengundang keramaian memang untuk sementara harus tetap dipatasi sembari menerapkan protokol kesehatan secara disiplin.
Di Ketapang sendiri data pasien positif Covid 19 hingga 15 Juni 2020 yang lalu sebanyak 32 orang. Tentu hal ini perlu diwaspadai bersama apalagi santer wacana the new normal akan dilaksanakan.
Yohanes Rumpak kembali menekankan bahwa 14 Pemerintah Daerah Kabupaten dan kota di Kalbar harus betul-betul menyiapkan sosialisasi yang benar bagaimana hal-hal yang harus menjadi perhatian dan harus dilaksanakan oleh tiap warga untuk menghadapi fase the now normal ini.
“Pemda masing-masing seharusnya sudah menyiapkan sosialisasi kepada masyarakat, jangan sampai memang new normal ini berjalan begitu saja, masyarakat belum siap. Harus ada sosialisasi tentang penerapan protokol kesehatan dan apa saja yang harus disiapkan oleh dunia usaha”, ujar legislator PDIP dengan suara terbanyak di Dapil 7 meliputi Sintang, Melawi dan Kapuas Hulu ini.
Sepakat dengan apa yang diungkapkan oleh Yohanes Rumpak, dokter Margaretha Indah juga menekankan bahwa dunia usaha harus menyiapkan diri menghadapi fase new normal ini.
“Yang harus disiapkan itu pasukan kita di internal dulu, bekali mereka dengan pengetahuan dan ketrampilan mengenai cara meghadapi dan menjalankan usaha di fase new normal ini, kemudian bagaimana kita juga menyiapkan tempat cuci tangan, mengharuskan konsumen atau pengunjung selalu memakai masker, lalu bagaimana penerapan manajemen resiko, ini beberapa hal penting yang harus disiapkan oleh pelaku usaha”, ungkap perempuan yang juga Direktur RS. Fatima ini.
Sementara itu Yohanes Rumpak yang juga seorang penggiat Credit Union mengungkapkan bagi lembaga pemberdayaan seperti CU mesti menyiapkan diri dan menerapkan protokol kesehatan yang baku.
“Masuk ke kantor CU, anggota mesti cuci tangan dulu, di-thermo gun, jaga jarak di tempat pelayanan, petugas mesti siap dengan APD, perbanyak transaksi menggunakan IT atau cash less, ini beberapa hal yang dapat kita lakukan di CU kita masing-masing”, tegasnya kembali.
Kita semua berharap memang angka penularan Covid 19 dapat segera ditekan dengan kontribusi tiap orang patuh menjalankan protokol kesehatan. Karena memang salah satu rekomendasi dari WHO sebuah negara atau wilayah dapat melaksanakan fase the new normal yakni terjadi penurunan, ataupun curva yang datar/flat dari pasien yang terinfeksi Covid-19. Pelaksanaan new normal sendiri adalah bagian usaha pemerintah kembali membangkitkan ekonomi.
Semoga saja hal ini dapat menjadi perhatian dan gerakan serta kesadaran kita bersama agar rantai penyebaran Covid 19 dapat kita putus, semoga. (Ag-JWKS)