Di China vaksin ini dikembangkan oleh tim peneliti dibawah pimpinan Mayjend Chen Wei dari Institut Kedokteran Militer yang dinaungi oleh Akademi Ilmu Militer Tentara Pembebasan Rakyat. Vaksin itu sendiri bernama vektor adenovirus yang telah menjalani fase uji klinis pada akhir Maret lalu. Sementara itu fase berikutnya telah dimulai pada 12 April 2020.
Dilansir dari Economic Times (16/04/2020), vaksin ini adalah vaksin pertama yang masuk uji klinis kedua.
Pada hari Minggu , 12 April lalu, vaksin vektor adenovirus telah diuji ke 500 sukarelawan. Salah satu relawan tertua adalah warga Wuhan yang berusia 84 tahun, Xiong Zhengxing, yang menyelesaikan vaksinasi pada Senin pagi.
Vaksin ini dikembangkan dengan metode rekayasa genetika dan digunakan untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus corona baru.
Tabel Beda Corona, SARS dan MERS |
Sementara itu dua vaksin yang dikembangkan ke manusia dilakukan perusahaan milik AS, Moderna dan Inovio Pharmaceuticals. Moderna sendiri melakukan uji coba vaksin ke tubuh manusia pada bulan Maret lalu. Moderna ini bekerja sama dengan National Institute of Health AS untuk engembangkan vaksin. Kode dari vaksin ini bernama mRNA-1273 yang sudah masuk dalam tahap uji klinis.
Moderna sendiri telah menerima persetujuan dari regulator untuk dapat bergerak lebih cepat ke uji coba manusia pada bulan Maret. Ia berarti diizinkan melewatkan tahun percobaan pada hewan yang merupakan norma yang biasanya dilakukan dalam pengembangan vaksin.
Kabar baik juga didapat dari Inovio Pharmaceuticals, perusahaan asal AS yang disokong oleh Bill Gates, dimana pada awal April ini memulai tes vaksin kepada manusia. Sebagai sampel dipilih Philadephia dan Kansas City. Nama kode vaksin ini sendiri adalah INO-4800. Perusahaan ini juga berencana melakukan riset kolaborasi bersama dengan peneliti China mengenai vaksin corona ini.
Tentu saat ini semua umat manusia dari berbagai latar belakang ras dan agama menunggu kabar baik dari ilmu pengetahuan/science. Umat manusia menunggu hasil terbaik yang telah dilakukan oleh para ilmuwan dan peneliti dalam menemukan vaksin yang terbaik untuk menjawab apa yang telah terjadi dengan pandemic Covid-19 yang hingga hari ini 16/04 menginfeksi lebih dari dua juta umat manusia. (Sup-JWKS dari berbagai sumber)