Hari Raya Waisak merupakan hari yang sangat
penting bagi umat Buddha. Sebab pada hari raya tersebut umat Buddha akan
memperingati tiga peristiwa penting. Ketiga peristiwa penting itu yakni
lahirnya Sidharta Gautama, penemu dan pencetus Agama Buddha, tercapainya
Sidharta Gautama dalam tahap penerangan Agung dan menjadi Buddha, dan hari
dimana Buddha Gautama wafat. Puncak Hari Raya Waisak pada tahun ini akan
diperingati Minggu, 19 Mei 2019 atau tahun 2563 BE.
Vihara Dhammamangala yang terletak di jalan Lingkar
Kota adalah satu dari sekian vihara yang ada di Kabupaten Ketapang. Terlihat
mulai berhias menyambut hari besar bagi umat Budha ini. “Waisak kita peringati
secara sederhana dengan sembahyang bersama, kemudian minggu depan tanggal 26
Mei Rencananya kita ada acra makan bersama dan dapat diikuti juga oleh
masyarakat dari umat yang lain”, ungkap Bala Kaliano salah satu tokoh Budha
yang JWKS temui.
Dalam pemaparannya ia mengapresiasi toleransi yang
terjalin erat di Ketapang. “Disini kita semua umat beragama dapat berdampingan
dengan baik, saya kira toleransi sangat dijunjung tinggi”, ucapnya bersemangat.
Vihara Dhammamangala sendiri merupakan tempat
ibadah umat-umat Buddha Theravada yang didirikan tahun 2010 serta telah
diresmikan pada 13 Juni 2013 silam . Secara nasional mereka tergabung dalam
Sangha Theravada Indonesia (STI).
Bala Kaliano yang sempat menjelaskan arti namanya
sebagai “kekuatan pershabatan” ini mengungkapkan arti dari hiasan warna-warni
layaknya bendera yang menghias halaman vihara. “Warna itu semacam Bhinneka Tunggal
Ika, keragamanlah yang membuat harmoni indah, senada dengan yang sering kami
sebut sebagai salam semoga semua mahluk bahagia”, pungkasnya.
Semangat perayaan Waisak sebagai hari besar yang
diperingati oleh umat Budha menggambrakan betapa kayanya negri ini akan
keragaman. Keragaman yang membentuk harmoni, Selamat hari Waisak “Sabbe Satta
Bhavantu Sukhitatta (Semoga Semua Makhluk Berbahagia)”.
(Suprastha-JWKS)
0 Komentar