Indonesia…negeriku
yang yang sudah berdiri kokoh selama hampir 73 tahun, kini terancam oleh
maraknya perilaku intoleransi yang kerap terjadi ditengah-tengah kita ataupun
terjadi di daerah lain atau bahkan dinegara lain yang membuat hati kita
menangis. Mungkin Ibu Pertiwi juga akan menangis melihat Toleransi sebagai
salah satu semangat yang sudah mengakar dan mandarah daging dalam dalam setiap
tetes darah ini perlahan-lahan mulai terkikis oleh sifat egois dan keserakahan
nafsu manusia atau bahkan dipergunakan demi kepentingan segelintir orang. Namun
berakibat pada rusaknya tatanan moralitas dan hancurnya kesantunan yang diwariskan
oleh nenek moyang pendahulu kita. Sekali lagi saya ingin mengataan bahwa
sejujurnya Indonesia ini, negeri yang kucintai ini sangatlah negeri yang
menjunjung tinggi semangat toleransi. Sejak Sekolah Dasar, guru-guruku
mengajarkan bahwa di Indonesia ada 5 agama dan sekarang bertambah dengan diakuinya Konghucu sebagai keyakinan. Beragam
agama dengan rasa damai yang kita nikmati sejak dahulu rasanya sudah kuat
menunjukkan bahwa negeri ini adalah bangsa yang sangat menjunjung tinggi
toleransi.
Mungkin
harus dikatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang tidak hanya menjamin
kebebasan beragama, tetapi juga ikut merayakan kebebasan tersebut dalam bentuk
kebijakan negara yang menghormati agama-agama. Apa yang bisa dipelajari dari
berbagai kesantunan dalam keragaman tersebut? Toleransi adalah sebuah kunci
utama merawat perbedaan. Keragaman telah mendorong bangsa ini untuk saling
bertemu, saling mengenal, saling menyapa dan menghargai. Perbedaan menyediakan
ruang yang membuka mata wawasan dan pengetahuan melalui pintu dialog. Dan
masyarakat Indonesia telah membuktikan sebagai masyarakat yang telah dewasa
dala menghargai perbedaan. Negara Indonesia telah membuktikan diri sebagai
negara dengan keragaman keagamaan yang harmonis. Inilah yang patut kita syukuri
bersama sebagai sebuah bangsa beragam tetapi mengedepankan semangat keagamaan
yang toleran. Apa yang kita cari dengan menyatukan satu keyakinan dan pandangan
tetapi selalu diselimuti konflik dan peperangan? Apa yang bisa kita banggakan
dengan satu dasar agama tetapi tidak menjamin umat beragama untuk beribadah
dengan tenang, nyaman dan damai?
Cobalah
kita lihat banyak sekali Hari Libur Nasional kita yang berbasiskan keagamaan.
Bahkan tidak hanya untuk hari raya umat beragama, tetapi momen-momen penting
keagamaan lainnya juga diperingati sebagai momen penting nasional. Pada tahun
ini, misalnya, tanggal 5 Mei akan diperingati hari Kenaikan Isa Al-Masih.
Berturut setelahnya, tanggal 6 Mei akan diperingati momentum Isra Mikraj Nabi
Muhammad SAW. Selang beberapa minggu berikutnya akan diperingati Hari Raya
Waisak 2560, tepatnya tanggal 22 Mei. Jika dibandingkan dengan negara lain,
Indonesia merupakan negara paling harmonis sekaligus sangat respek terhadap
keragaman keagamaan. Seluruh agama mendapatkan porsi yang sama dengan jaminan
kebebasan yang sama. Masihkan kita ingin merusak semangat toleransi yang sudah
diwariskan dalam setiap tetes darah yang mengalir ini dengan merusaknya dengan
sesuatu yang dikatakan dengan istilah “intoleransi”? haruskah kita menumpahkan
lagi air mata Ibu Pertiwi dan para pendiri bangsa ini dengan sikap-sikap
inteloransi? Jangan! Negeri ini terlalu indah untuk dirusak. Negeri ini terlalu
cantik untuk koyak. Negeri ini terlalu damai untuk diporak porandakan. Negeri
ini terlalu harum untuk dibinasakan dengan ulah manusia yang tamak dan serakah.
Sebagai seorang
pelajar, memang tidak banyak yang dapat saya berikan untuk menunjukkan
otoleransi,namun hal-hal kecil sangat dapat kita lakukan seperti tersenyum dan
ramah kepada sesama walaupun mereka berbeda agama, suku dan bahasa dengan kita.
Mendorong motor yang kita kendarai dsaat melewati tempat ibadat, walaupun saya
tidak berpuasa tapi saya menghormati teman satu kelas saya yang berpuasa dengan
tidak sembarangan makan dihadapan mereka, menghadiri acara ulang tahun teman
saya yang berbeda agama dan disaat berdoa saya berdoa untuknya dengan cara saya
sendiri. Saya berharap dengan hal kecil yang kita lakukan dapat perlahan-lahan
mampu menjahit kembali robeknya benang-benang toleransi di negeri ini, khususnya
di Ketapang kota tercinta ini.
#mariciptakankedamaian
#maritingkatkantoleransi
0 Komentar